Rabu, 29 Desember 2010

Bekal-bekal Menuju Pernikahan

Apa daya, diri belum sanggup untuk menulis artikel2 sendiri. Baru terpatri dalam diri untuk mengumpulkan & mengarsipkan artikel2 yang Subhanallah luar biasa bagus untuk pribadi. Step by step, dari mengumpulkan- menulis- berkarya. Bismillah...!!!
                                                       ***

 




Islam adalah agama yang universal. Agama yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Tidak ada satu persoalan pun dalam kehidupan ini, melainkan telah dijelaskan. Dan tidak ada satu masalah pun, melainkan telah disentuh oleh nilai Islam, kendati masalah tersebut nampak ringan dan sepele. Itulah Islam, agama yang menebar rahmat bagi semesta alam.

Dalam hal pernikahan, Islam telah berbicara banyak. Dari sejak mencari kriteria calon pendamping hidup, hingga bagaimana cara berinteraksi dengannya tatkala resmi menjadi penyejuk hati. Islam memberikan tuntunan, begitu pula Islam mengarahkan bagaimana panduan menyelenggarakan sebuah pesta pernikahan yang suka ria, namun tetap memperoleh berkah dan tidak menyelisihi sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, demikian pula dengan pernikahan yang sederhana namun tetap ada daya tarik tersendiri. Maka Islam mengajarkannya.

Namun kali ini sebatas membahas tentang manfaat menikah, hal-hal yang berkenaan tentang khitbah (meminang), akad nikah, rukun-rukun, dan syarat-syarat serta pembahasan tentang pesta perkawinan atau walimatul ‘ursy. Semoga kita bisa mengambil manfaat dari pembahasan tersebut.

Manfaat Menikah
Nikah memiliki manfaat yang sangat besar, sebagai berikut :

  1. Tetap terpeliharanya jalur keturunan manusia, memperbanyak jumlah kaum muslimin dan menjadikan orang kafir gentar dengan adanya generasi penerus yang berjihad di jalan Allah dan membela agamanya.
  2. Menjaga kehormatan dan kemaluan dari perbuatan zina yang diharamkan lagi merusak tatanan masyarakat.
  3. Terealisasinya kepemimpinan suami atas istri dalam hal memberikan nafkah dan penjagaan kepadanya. Allah berfirman: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (An Nisa’ : 34)
  4. Memperoleh ketenangan dan kelembutan hati bagi suami dan istri serta ketenteraman jiwa mereka. “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” (Ar-Ruum : 21).
  5. Membentengi masyarakat dari perilaku yang keji yang dapat menghancurkan moral serta menghilangkan kehormatan.
  6. Terpeliharanya nasab dan jalinan kekerabatan antara yang satu dengan yang lainnya serta terbentuknya keluarga yang mulia lagi penuh kasih sayang, ikatan yang kuat dan tolong-menolong dalam kebenaran.
  7. Mengangkat derajat manusia dari kehidupan bak binatang menjadi kehidupan manusiawi yang mulia.

Dan masih banyak manfaat besar lainnya dengan adanya pernikahan yang syar’i, mulia dan bersih yang tegak berlandaskan Al Qur’an dan As Sunnah.

Menikah adalah ikatan syar’i yang menghalalkan hubungan antara laki-laki dan perempuan, sebagaimana sabda Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Berwasiatlah tentang kebaikan kepada para wanita, sesungguhnya mereka bagaikan tawanan di sisi kalian. Kalian telah menghalalkan kemaluan mereka dengan kalimat Allah (akad nikah, pent)”.

Akad nikah adalah ikatan yang kuat antara suami dan istri. Allah berfirman:
“Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat” (An Nisa’ : 21), yaitu akad (perjanjian) yang mengharuskan bagi pasangan suami istri untuk melaksanakan janjinya.

Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu”. (Al-Maidah : 1)


Khitbah (Meminang)

Rasulullah bersabda:
“Apabila seorang diantara kalian mengkhitbah (meminang) seorang wanita, maka jika dia bisa melihat apa yang mendorongnya untuk menikahinya maka lakukanlah” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Dalam hadits lain:
“Lihatlah dia, sebab itu lebih patut untuk melanggengkan diantara kalian berdua” (HR. AtTirmidzi, 1087)

Hadits tersebut menunjukkan bolehnya melihat apa yang lazimnya nampak pada wanita yang dipinang tanpa sepengetahuannya dan tanpa berkhalwat (berduaan) dengannya.

Para ulama berkata: “Dibolehkan bagi orang yang hendak meminang seorang wanita yang kemungkinan besar pinangannya diterima, untuk melihat apa yang lazimnya nampak dengan tidak berkholwat (berduaan) jika aman dari fitnah”.

Dalam hadits Jabir, dia berkata: “Aku (berkeinginan) melamar seorang gadis lalu aku bersembunyi untuk melihatnya sehingga aku bisa melihat darinya apa yang mendorongku untuk menikahinya, lalu aku menikahinya” (HR. Abu Dawud, no. 2082).

Hadits ini menunjukkan bahwa Jabir tidak berduaan dengan wanita tersebut dan si wanita tidak mengetahui kalau dia dilihat oleh Jabir. Dan tidaklah terlihat dari wanita tersebut kecuali yang biasa terlihat dari tubuhnya. Hal ini rukhsoh (keringanan) khusus bagi orang yang kemungkinan besar pinangannya diterima. Jika kesulitan untuk melihatnya, bisa mengutus wanita yang dipercaya untuk melihat wanita yang dipinang kemudian menceritakan kondisi wanita yang akan dipinang.

Berdasarkan apa yang diriwayatkan bahwa Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Ummu Sulaim untuk melihat seorang wanita (HR. Ahmad).
Barangsiapa yang diminta untuk menjelaskan kondisi peminang atau yang dipinang, wajib baginya untuk menyebutkan apa yang ada padanya dari kekurangan atau hal lainnya, dan itu bukan termasuk ghibah.

Dan diharamkan meminang dengan ungkapan yang jelas (tashrih) kepada wanita yang sedang dalam masa ‘iddah (masa tunggu, yang tidak bisa diruju’ oleh suami atau ditinggal mati suaminya, pent). Seperti ungkapan: “Saya ingin menikahi Anda”. Berdasarkan firman Allah Ta’ala:
“Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran” (QS. 2: 235)

Dan dibolehkan sindiran dalam meminang wanita yang sedang dalam masa ‘iddah. Misalnya dengan ungkapan: “Sungguh aku sangat tertarik dengan wanita yang seperti anda” atau “Dirimu selalu ada dalam jiwaku”.

Ayat tersebut menunjukkan haramnya tashrih, seperti ungkapan: “Saya ingin menikahi anda” karena tashrih tidak ada kemungkinan lain kecuali nikah. Maka tidak boleh memberi harapan penuh sebelum habis masa ‘iddahnya.

Diharamkan meminang wanita pinangan saudara muslim lainnya. Barangsiapa yang meminang seorang wanita dan diterima pinangannya, maka diharamkan bagi orang lain untuk meminang wanita tersebut sampai dia diijinkan atau telah ditinggalkan. Berdasarkan sabda Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam: “Janganlah seorang laki-laki meminang wanita sampai dia diijinkan atau telah ditinggalkan.

Berdasarkan sabda Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam: “Janganlah seorang laki-laki meminang wanita yang telah dipinang saudaranya hingga dia menikah atau telah meninggalkannya” (HR. Bukhari dan Nasa’i).

Dalam riwayat Muslim: “Tidak halal seorang mukmin meminang wanita yang telah dipinang saudaranya hingga dia meninggalkannya”. Dalam hadits Ibnu Umar: “Janganlah kalian meminang wanita yang telah dipinang saudaranya” (Muttafaqun ‘alaih).

Dalam riwayat Bukhari: “Janganlah seorang laki-laki meminang di atas pinangan laki-laki lain hingga peminang sebelumnya meninggalkannya atau dengan seijinnya”.

Hadits-hadits tersebut menunjukkan atas haramnya pinangan seorang muslim di atas pinangan saudaranya, karena hal itu menyakiti peminang yang pertama dan menyebabkan permusuhan diantara manusia dan melanggar hak-hak mereka. Jika peminang pertama sudah ditolak atau peminang kedua diijinkan atau dia sudah meninggalkan wanita tersebut, maka boleh bagi peminang kedua untuk meminang wanita tersebut. Sesuai dengan sabda Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam: “Hingga dia diijinkan atau telah ditinggalkan”. Dan ini termasuk kehormatan seorang muslim dan haram untuk merusak kehormatannya.

Sebagian orang tidak peduli dengan hal ini, dia maju untuk meminang seorang wanita padahal dia mengetahui sudah ada yang mendahului meminangnya dan telah diterima oleh wanita tersebut. Kemudian dia melanggar hak saudaranya dan merusak pinangan saudaranya yang telah diterima. Hal ini adalah perbuatan yang sangat diharamkan dan pantas bagi orang yang maju untuk mengkhitbah wanita yang telah didahului oleh saudaranya ini untuk tidak diterima dan dihukum, juga mendapat dosa yang sangat besar. Maka wajib bagi seorang muslim untuk memperhatikan masalah ini dan menjaga hak saudaranya sesama muslim. Sesungguhnya sangat besar hak seorang muslim atas saudara muslim lainnya. Janganlah meminang wanita yang sudah dipinang saudaranya dan jangan membeli barang yang dalam tawaran saudaranya dan jangan menyakiti saudaranya dengan segala bentuk hal yang menyakitkan.


Akad Nikah, Rukun dan Syarat-Syaratnya

Disunnahkan ketika hendak akad nikah, memulai dengan khutbah sebelumnya yang disebut khutbah Ibnu Mas’ud (khutbatul hajjah, pent) yang disampaikan oleh calon mempelai pria atau orang lain diantara para hadirin. Dan lafadznya sebagai berikut :

“Sesungguhnya segala puji bagi Allah. Kami memujiNya, memohon pertolongan dan ampunan-Nya, serta kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kami dan keburukan amal usaha kami. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi melainkan Allah semata, tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya”. (HR. Imam yang lima dan Tirmidzi menghasankan hadits ini).

Setelah itu membaca tiga ayat Al-Qur’an berikut ini:

  • “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. (Ali ‘Imran: 102).
  • “Hai sekalian manusia bertakwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya, dan daripada keduanya Allah mengembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. (QS. An Nisaa’: 1)
  • “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar”. (QS. Al-Ahzab: 70-71).

Adapun rukun-rukun akad nikah ada 3, yaitu:

  1. Adanya 2 calon pengantin yang terbebas dari penghalang-penghalang sahnya nikah, misalnya: wanita tersebut bukan termasuk orang yang diharamkan untuk dinikahi (mahram) baik karena senasab, sepersusuan atau karena sedang dalam masa ‘iddah, atau sebab lain. Juga tidak boleh jika calon mempelai laki-lakinya kafir sedangkan mempelai wanita seorang muslimah. Dan sebab-sebab lain dari penghalang-penghalang syar’i.
  2. Adanya ijab yaitu lafadz yang diucapkan oleh wali atau yang menggantikannya dengan mengatakan kepada calon mempelai pria: “Saya nikahkan kamu dengan Fulanah”.
  3. Adanya qobul yaitu lafadz yang diucapkan oleh calon mempelai pria atau orang yang telah diberi ijin untuk mewakilinya dengan mengucapkan : “Saya terima nikahnya”.

Syaikhul islam Ibnu Taymiah dan muridnya, Ibnul Qoyyim, menguatkan pendapat bahwa nikah itu sah dengan segala lafadz yang menunjukkan arti nikah, tidak terbatas hanya dengan lafadz Ankahtuka atau Jawwaztuka.

Orang yang membatasi lafadz nikah dengan Ankahtuka atau Jawwaztuka karena dua lafadz ini terdapat dalam Al Qur’an. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

“Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia” (QS. Al-Ahzab: 37)

Dan firman-Nya yang lain:
“Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu” (QS. An-Nisa’:22)

Akan tetapi kejadian yang disebutkan dalam ayat tersebut tidak berarti pembatasan dengan lafadz tersebut (tazwij atau nikah). Wallahu a’lam. Dan akad nikah bagi orang yang bisu bisa dengan tulisan atau isyarat yang dapat difahami. Apabila terjadi ijab dan qobul, maka sah-lah akad nikah tersebut walaupun diucapkan dengan senda gurau tanpa bermaksud menikah (Jika terpenuhi syarat dan tidak ada penghalang sah-nya akad, pent). Karena Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Ada 3 hal yang apabila dilakukan dengan main-main maka jadinya sungguhan dan jika dilakukan dengan sungguh-sungguh maka jadinya pun sungguhan. Yaitu: talak, nikah dan ruju’” (HR. Tirmidzi, no. 1184).

Adapun syarat-syarat sahnya nikah ada 4, yaitu:

  1. Menyebutkan secara jelas (ta’yin) masing-masing kedua mempelai dan tidak cukup hanya mengatakan: “Saya nikahkan kamu dengan anak saya” apabila mempunyai lebih dari satu anak perempuan. Atau dengan mengatakan: “ Saya nikahkan anak perempuan saya dengan anak laki-laki anda” padahal ada lebih dari satu anak laki-lakinya. Ta’yin bisa dilakukan dengan menunjuk langsung kepada calon mempelai, atau menyebutkan namanya, atau sifatnya yang dengan sifat itu bisa dibedakan dengan yang lainnya.
  2. Kerelaan kedua calon mempelai. Maka tidak sah jika salah satu dari keduanya dipaksa untuk menikah, sebagaimana hadits Abu Hurairah: “Janda tidak boleh dinikahkan sehingga dia diminta perintahnya, dan gadis tidak dinikahkan sehingga diminta ijinnya.” Mereka bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana ijinnya?”. Beliau menjawab: “Bila ia diam”. (HR. Bukhari dan Muslim). Kecuali jika mempelai wanita masih kecil yang belum baligh maka walinya boleh menikahkan dia tanpa seijinnya.
  3. Yang menikahkan mempelai wanita adalah walinya. Berdasarkan sabda Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam: “Tidak sah pernikahan kecuali dengan adanya wali” (HR. Imam yang lima kecuali Nasa’i). Apabila seorang wanita menikahkan dirinya sendiri tanpa wali maka nikahnya tidak sah. Di antara hikmahnya, karena hal itu merupakan penyebab terjadinya perzinahan dan wanita biasanya dangkal dalam berfikir untuk memilih sesuatu yang paling maslahat bagi dirinya. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an tentang masalah pernikahan, ditujukan kepada para wali: “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu” (QS. An-Nuur: 32). “Maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka” (QS. Al-Baqoroh: 232) dan ayat-ayat yang lainnya. Wali bagi wanita adalah: bapaknya, kemudian yang diserahi tugas oleh bapaknya, kemudian ayah dari bapak terus ke atas, kemudian anaknya yang laki-laki kemudian cucu laki-laki dari anak laki-lakinya terus ke bawah, lalu saudara laki-laki sekandung, kemudian saudara laki-laki sebapak, kemudian keponakan laki-laki dari saudara laki-laki sekandung kemudian sebapak, lalu pamannya yang sekandung dengan bapaknya, kemudian pamannya yang sebapak dengan bapaknya, kemudian anaknya paman, lalu kerabat-kerabat yang dekat keturunan nasabnya seperti ahli waris, kemudian orang yang memerdekakannya (jika dulu ia seorang budak, pent), kemudian baru hakim sebagai walinya.
  4. Adanya saksi dalam akad nikah, sebagaimana hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Jabir: “Tidak sah suatu pernikahan tanpa seorang wali dan dua orang saksi yang adil (baik agamanya, pent).” (HR. Al-Baihaqi dari Imran dan dari Aisyah, shahih, lihat Shahih Al-Jamius Shaghir oleh Syaikh Al-Albani no. 7557).

Maka tidak sah pernikahan kecuali dengan adanya dua orang saksi yang adil.

Imam Tirmidzi berkata: “Itulah yang difahami oleh para sahabat Nabi dan para Tabi’in, dan para ulama setelah mereka. Mereka berkata: “Tidak sah menikah tanpa ada saksi”. Dan tidak ada perselisihan dalam masalah ini diantara mereka. Kecuali dari kalangan ahlu ilmi uta’akhirin (belakangan)”.

Walimah asalnya berarti sempurnanya sesuatu dan berkumpulnya sesuatu. Dikatakan ﻞﺟﺮﻟﺍ_ ﱂﻭﺃ_ (Awlamar Rajulu) jika terkumpul padanya akhlak dan kecerdasannya. Kemudian makna ini dipakai untuk penamaan acara makan-makan dalam resepsi pernikahan disebabkan berkumpulnya mempelai laki-laki dan perempuan dalam ikatan perkawinan. Dan tidak dinamakan walimah untuk selain resepsi pernikahan dari segi bahasa dan istilah fuqoha (para ulama). Padahal ada banyak jenis acara makan-makan yang dibuat dengan sebab-sebab tertentu, tetapi masing-masing memiliki penamaan tersendiri.

Hukum walimatul ‘urs adalah sunnah menurut jumhur ulama. Sebagian ulama mewajibkan walimah karena adanya perintah Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam dan wajibnya memenuhi undangan walimah. Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada ‘Abdurrahman bin ‘Auf radiyallahu ‘anhu ketika dia mengkhabarkan bahwa dia telah menikah:
“Adakanlah walimah walaupun hanya dengan menyembelih seekor kambing” (HR. Bukhari dan Muslim).

Disamping hal itu, walimah yang seperti di atas tidak lepas dari kejelekan dan kesombongan serta berkumpulnya orang-orang yang biasanya tidak lepas dari kemungkaran. Terkadang walimah ini dilakukan di hotel-hotel yang menyebabkan para wanita tidak menghiraukan lagi pakaian yang menutup aurat, hilangnya rasa malu, bercampurnya wanita dengan laki-laki yang bisa jadi hal ini sebagai penyebab turunnya azab yang besar dari Allah.

Terkadang juga diselingi dalam pesta tersebut musik dan nyanyian yang menyenangkan para seniman, juga fotografer untuk memotret para wanita dan kedua mempelai, disamping menghabiskan harta yang banyak tanpa faedah bahkan dengan cara yang rusak dan menyebabkan kerusakan. Maka bertaqwalah kepada Allah wahai orang-orang yang seperti ini dan takutlah terhadap azab Allah.

Allah berfirman:

  • “Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri yang telah Kami binasakan, yang sudah bersenang-senang dalam kehidupannya” (QS. Al-Qoshosh: 58)
  • “Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan” (Al-A’rof: 31)
  • “Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan” (Al-Baqoroh: 60)
Dan ayat-ayat yang berkaitan dengan ini sangat banyak dan jelas.

Wajib bagi yang diundang untuk menghadiri walimatul ‘urs apabila terpenuhi syarat-syarat berikut ini:

  1. Walimah tersebut adalah walimah yang pertama jika walimahnya dilakukan berulangkali. Dan tidak wajib datang untuk walimah yang selanjutnya, berdasarkan sabda Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam: “Walimah pertama adalah hak (sesuai dengan syari’at, pent), walimah kedua adalah baik, dan walimah yang ketiga adalah riya’ dan sum’ah” (HR. Abu Dawud dan yang lainnya). Syaikh Taqiyuddin berkata: “Diharamkan makan dan menyembelih yang melebihi batas pada hari berikutnya meskipun sudah menjadi kebiasaan masyarakat atau untuk membahagiakan keluarganya, dan pelakunya harus diberi hukuman”
  2. Yang mengundang adalah seorang muslim
  3. Yang mengundang bukan termasuk ahli maksiat yang terang-terangan melakukan kemaksiatannya, yang mereka itu wajib dijauhi.
  4. Undangannya tertuju kepadanya secara khusus, bukan undangan umum.
  5. Tidak ada kemungkaran dalam walimah tersebut seperti adanya khamr (minuman keras), musik, nyanyian dan biduan, seperti yang banyak terjadi dalam acara walimah sekarang.
Apabila terpenuhi syarat-syarat tersebut, maka wajib memenuhi undangan walimah, sebagaimana sabda Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam :
“Sejelek-jelek makanan adalah hidangan walimah yang orang-orang miskin tidak diundang tetapi orang-orang yang kaya diundang. (Meskipun demikian) barangsiapa yang tidak memenuhi undangan walimah berarti dia durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya”. (HR. Muslim).

Dan disunnahkan untuk mengumumkan pernikahan dan menampakkannya sebagaimana sabda Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Umumkanlah acara pernikahan”. Dan dalam riwayat lain: “Tampakkanlah acara pernikahan” (HR. Ibnu Majah)

Disunnahkan pula menabuh rebana sebagaimana sabda Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Pembeda antara nyanyian serta musik yang halal dan yang haram adalah nyanyian dan rebana dalam acara pernikahan” (HR. Nasa’i, Ahmad dan Tirmidzi. Dan Tirmidzi menghasankannya).
Read More...

Selasa, 28 Desember 2010

Make Up Muslimah

9 Make up untuk MUSLIMAH  :

  • Jadikanlah Ghodul Bashar (menundukkan pandangan) sebagai hiasan mata anda,niscaya akan semakin bening dan jernih karena terpoles dengan kemanisan iman.
  • Oleskan lipstik kejujuran pada bibir anda, niscaya akan semakin manis.
  • Gunakan pemerah pipi anda dengan kosmetik yang terbuat dari rasa malu yang berasal dari salon iman.
  • Pakailah sabun istighfar yang dapat menghilangkan kuman-kuman dosa dan kesalahan anda.
  • Rawatlah rambut anda dengan jilbab islami yang dapat menghilangkan ketombe pandangan laki-laki yang membahayakan.
  • Hiasilah kedua tangan dan jari-jari anda dengan gelang tawadhu’ dan Sebaik-baik kalung yang anda gunakan adalah kalung kesucian.
  • Bedakilah wajah anda dengan air wudhu,niscaya akan bercahaya sampai akhirat nanti.
  • Gunakan parfum yang berasal dari akhlak islami di seluruh tubuhmu,niscaya akan semakin harum imanmu.
Read More...

_Hijab_

Seorang anak memperhatikan tingkah ibunya yang menurutnya aneh. Ia heran kenapa kalau akan keluar rumah, ibunya selalu menutup rapat seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan. Bahkan di dalam rumah pun, jika tamu datang, ibunya segera melakukan hal yang sama: berhijab.

“Ibu aneh!” ucapnya sambil mencari-cari reaksi dari sang ibu. Ibu anak itu pun menoleh ke arah buah hatinya. Ia memeriksa dirinya untuk menemukan sesuatu yang agak lain. Tapi, tidak ia temukan.

“Aneh? Apanya yang aneh, sayang?” sambut sang ibu ketika yakin kalau tak ada satu pun dari dirinya yang lain dari yang lain.

“Kenapa ibu menutup rambut, tubuh, lengan, dan kaki kalau mau keluar? Padahal, ibu tidak cacat. Rambut ibu bagus, lengan dan kaki ibu pun tidak ada yang perlu disembunyikan!” ungkap sang anak begitu gamblang. Mungkin, inilah kesempatannya untuk bisa mengeluarkan kebingungannya selama ini.

Sang ibu pun senyum. Ia mendekati anaknya perlahan. Sambil mengulum senyum itu, sang ibu mencari-cari jawaban yang pas buat si anak.

“Anakku, ibu tidak sedang menutupi kecantikan, apalagi keburukan. Justru, ibu mengenakan kecantikan baru untuk memperindah kecantikan fisik ibu yang tidak seberapa. Inilah busana kecantikan dari Yang Maha Sayang!” ucap sang ibu sambil menatap buah hati di depannya yang masih tampak bingung.
**

Inti dari dinamika hidup anak-anak manusia adalah memproduksi sesuatu yang indah. Bagus. Paling baik. Keindahan akan semakin indah ketika karya anak manusia telah melalui berbagai halangan, ujian, cobaan; menggosok batu cincin keindahan amal menuju peringkat keindahan yang lebih tinggi.

Namun, itu saja belum cukup. Karena keindahan yang bisa dihasilkan manusia tidak seperti kemolekan alam melalui birunya laut, keserasian cakrawala, dan liukan indah sebuah pegunungan.

Keindahan amal manusia tidak berhenti pada sesuatu yang tampak. Justru, keindahan akan kian bernilai ketika ia tidak lagi mudah terlihat, tidak gampang terjamah. Itulah busana kecantikan amal dari Yang Maha Sayang, dan hanya untuk Yang Paling Penyayang. (muhammadnuh@eramuslim.com)
Read More...

Teladan Hakiki itu Bukan Aku

Sembilan tahun yang lalu, tepatnya ketika aku masih duduk di bangku tsanawiyah, Dayah Jeumala Amal sebuah pesantren terpadu di Kabupaten Pidie Jaya, Nanggroe Aceh Darussalam. Ada sebuah memori yang sampai sekarang masih aku ingat karena memori itu sangat berharga bagiku.
Tanpa terasa waktu itu sudah 3 bulan aku belajar dan menyandang status murid Dayah Jeumala Amal, kejadian itu kalau diingat sungguh menyiksa batinku, entah karena sikap pendiamku yang masih sangat ketal waktu itu aku telah dijuluki sebagai santri teladan, semua kawan-kawan sudah mengenalku...aku begitu tersiksa dengan nama itu, karena membuatku tidak bisa banyak bergerak lagi, aku dikukung hanya dalam definisi teladan menurut pemahaman mereka....hari demi hari di asrama tercinta yang aku jalani semakin terkukung saja, terkukung dengan nama teladan itu, minum makan harus serba hati-hati, karena kita selalu diperhatikan...alamak...aku tidak sanggup dengan permainan seperti ini, pikirku.

Jadilah hari-hari berikutnya sebagai hari pembalasan bagiku, aku berbuat apa yang aku suka, tanpa terkukung dengan nama teladan itu, dan aku juga berdoa pada tuhan, ya Tuhan singkirkan nama teladan itu padaku, minggu berganti minggu kepercayaan teman kepadaku sebagai murid teladan sudah mulai pudar, aku ingin tunjukkan pada mereka kalau aku bukan teladan bagi mereka, tapi perkiraan ku meleset, panggilan teladan bukannya hilang, tetapi makin membuat telinga ini merah mendengarnya, aku di panggil sok teladan, kali ini aku benar-benar tidak sanggup lagi, tapi apa boleh buat...aku harus bersabar menerimanya,semuanya ada hikmah...karena panggilan itu, aku semakin hati-hati lagi dalam beraktifitas. alhamdulillah panggilan yang sangat "menyayat" hati itu sirna seketika ketika aku duduk kelas 3 tsanawiyah, tapi hal itu tidak akan pernah terlupakan bagiku, yang telah menyelami hidupku, banyak pelajaran berharga yang bisa aku petik, meskipun teman-teman tsanawiyah ku dulu cuek-cuek bebek saja, bahkan mereka tidak lagi mempersoalkannya.

Aku tak akan pernah melupakannya, coba rasakan betapa berat kalau kita menyandang kata teladan itu, ketika kata itu disematkan pada diri kita, mungkin saya, anda dan semua kita tidak sanggup kalau kata-kata teladan itu disematkan lagi untuk kali yang kedua, tentunya dalam konteks yang berbeda misalkan guru teladan, penguasa teladan atau petani teladan, yang perlu kita lakukan sekarang adalah selalu mentajdid niat selama kita masih hidup, dengan selau mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menjadikan Nabi Muhammad SAW dan sahabat-sahabatnya sebagai teladan yang hakiki, sehingga akan memberikan motivasi dalam mengarung bahtera hidup, Itu saja!!!

oleh Azmi Abubakar Hamzah
(eramuslim, 191009)
Read More...

Ternyata, Tak Sesholihah yang Kukira

"Pagi yang istimewa”, sahutku. Sembari mengeluarkan motor dari garasi, aku baru saja menyadari ada yang berbeda di pagi ini. Nuansa alam yang kusuka : mendung. Itulah yang membuatku makin terbakar untuk bersemangat menuntut ilmu ke kampus. Ya, aku hanya butuh waktu tujuh menit untuk tiba dikampus. Kali ini aku tidak sedang ingin mengebut. Rasanya menikmati mendung pagi hari menjadi karunia tersendiri.

Setiba disana, aku menjalani kehidupan kampus dengan ceria. Kuliah kali ini cukup menyenangkan, setidaknya kali ini wawasanku teruji lantran beberapa kali diberi pertanyaan oleh dosen dan aku bisa menjawabnya. Meskipun tidak semua jawaban yang kuberi adalah sempurna, namun sang dosen cukup puas dengan argumen ilmiah yang kujabarkan. Hmm, menjadi wanita populer memang menyenangkan. disapa banyak kalangan, diperhatian banyak orang, dan yang pasti ini menjadi peluang agar bisa memberi lebih banyak manfaat bagi orang..

Sore menjelang petang. ” Saatnya pulang”, pikirku. Langkah kecil ini mengarah pada lapangan parkir yang terletak di sudut kampus. Masih tersisa 5 motor, motorku salah satunya. Hmm, cukup sepi ternyata. Tanpa pikir panjang, kusegerakan diri mengeluarkan kunci motor dari saku rok-ku dan mengeluarkan STNK yang nantinya akan kusodorkan pada pak satpam untuk di perikasa di ujung gerbang kampus. Namun tiba-tiba, aku mengernyitkan dahi dan tanganku tertahan.Ada amplop cantik berwarna biru muda terselip di keranjang kecil motor ”Mio” ku. Awalnya tangan ku ragu untuk mengambilnya, sampai akhirnya kuyakini amplop itu tak lain adalah untukku, walau identitas pengirim tak terbaca oleh mata jeliku.

Kucoba merobek tepi amplop itu, hingga kutemukan secarik kertas berwarna putih dengan tulisan besar memenuhi kertas ukuran F4.
Deg!
Seketika mataku terbelalak, bibirku tak bergeming, tanganku berkeringat dingin, dan ... ”Allah!” aku berteriak.

”Ternyata, tak sesholihah yang kukira”.
Lututku lemas, dan tubuhku jatuh terduduk.. Aku.. aku menangis seketika itu juga membaca sepucuk surat yang hanya bertuliskan 1 kalimat itu. Tulisan tangan berwarna merah yang dibuat dengan ukuran ekstra besar.


Sepanjang perjalanan pulang dengan mengendarai motor, hampir sering aku melamun. Klakson motor dan mobil menegurku berkali-kali. Puffh, di otakku hanya ada kejaidan itu. Hanya itu. Hanya itu. Sampai akhirnya setibaku dirumah, wudhu menjadi pelarianku. Adzan magrib yang bersahut-sahutan itu makin membuatku ingin bergegas. Bergegas takbir, sujud dan salam. Sudah cukup, hatiku tak kuat lagi menahan teguran itu..

***
Aku hanya wanita yang dititipkan keindahan oleh-Nya. Pintar, kaya, cantik dan sholihah. Begitu kebanyakn penilaian orang padaku. Namun, sejak kejadian sore itu, hatiku terhenyak, seakan aku disadarkan akan suatu hal sering terlupakan.

Kupikir aku termasuk muslimah yg cukup berilmu. Tapi ternyata, seminggu sekali meluangkan waktu untuk memperdalam ilmu agama, membuatku pandai mencari-cari alasan untuk menghindar dari kajian keIslaman. Ya, kupikir aku sholihah. Tapi ternyata, aku tak sesholihah yang kukira.

Kupikir aku termasuk muslimah yang dicintai banyak orang. Tapi ternyata, tak sedikit yang sakit hanya karena lisan. Apa karena aku masih kekanak-kanakan, sehingga tak cukup dewasa menanggapi omongan orang? Ya, kupikir aku sholihah, tapi ternyata, aku tak sesholihah yang kukira.

Kupikir aku termasuk muslimah yang teguh dalam pendirian. Tapi ternyata, aku sempat terpikir untuk melepas jilbab yang telah lama kupakai. Entah mengapa, hal itu justru kejadian. Kini aku bebas bermain dengan teman-teman lelaki hingga larut malam, berfoto bersama mereka, mengupload-nya di facebook kesayangan. Hmm, bertelanjang dada dan paha menjadi keseharianku. Mungkin sekarang aku terlihat makin cantik dihadapan orang lain. Tapi entah, apakah aku terlihat cantik dihadapan penciptaku? Ya, kupikir aku sholihah, tapi ternyata, aku tak sesholihah yang kukira.

Kupikir aku termasuk muslimah yang mampu menjaga pergaulan. Tapi ternyata, aku masih saja teguh dengan statusku sbg pacar dari lelaki yang bagiku dia adalah lelaki tertampan dan baik agamanya. Dulu, tepat 3 bulan yang lalu, aku sadar Allah sempat menegurku dengan ayat ini : ”Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Surah Al-Israa’ : 32). Ya, mendekati zina! Aku.. aku mengakui itu adalah kebenaran. Tapi kini aku merasa aku menjadi wanita yang lemah tak berdaya, karena aku menyerah saat tahu bahwa aku terlanjur terpenjara oleh perasaan cinta yang tak halal. Ya, kupikir aku sholihah. Tapi ternyata, aku tak sesholihah yang kukira.

Kupikir aku termasuk muslimah yang mampu menjaga niatan dalam hati. Tapi ternyata, aku bangga menjadi wanita populer yang sering menampakkan diri di depan umum. Aku memang bukan sedang mengikuti ajang puteri indonesia yang intinya pamer kecantikan dan kepintaran. Aku juga bukan sedang mengikuti ajang miss universe yang salah satunyaa adalah pamer lekukan tubuh yg aduhaii.. tapi, hatiku gampang terkotori untuk bangga mendapatkan pujian. Hatiku mudah terprovokasi untuk riya’.. Ya, kupikir aku sholihah. Tapi ternyata, aku tak sesholihah yang kukira.

Kupikir aku termasuk muslimah yang istiqomah mengamalkan ilmu agama. Tapi ternyata, aku pernah berdua-duaan dengan seorang lelaki yang bukan mahram. Aku menyadari, ada muslimah lain yang bisa kuajak menamaniku bertemu lelaki itu, tapi entahlah.. aku segan memintanya menemaniku. Hhmm segan? Tidak. Aku hanya ingin sedikit menikmati rasanya berdua dengan seorang lelaki walau dalam tempo yang tidak lama Ya, kupikir aku sholihah. Tapi ternyata, aku tak sesholihah yang kukira.

Kupikir aku termasuk muslimah yang lembut hati dan tuturkatanya. Tapi ternyata, diusiaku yang dewasa, masih saja aku membentak orang tua. Sedikit membentak, lebih tepatnya.Aku tahu, orang tua adalah harta berharga. Aku tau lambat laun mereka akan dipanggil oleh-Nya, tapi entah mengapa.. aku tidak cukup sabar melayani nasihat mereka. Ya, kupikir aku sholihah. Tapi ternyata, aku tak sesholihah yang kukira.

Kupikir, aku termasuk muslimah yang berkontribusi banyak untuk umat. Tapi ternyata, aku menjadi muslimah yang tidak jauh beda dengan orang-orang yang sukanya menghina dan mencela jam'aah yang berjuang di jalan dakwah. aku sadar, menjadi orang yang tidak mencintai dakwah, menghambat dakwah, dan menjatuhkan citra dakwah, adalah sama halnya dengan menjadi musuh agama Allah. Ya, kupikir aku sholihah, tapi ternyata aku tak sesholihah yang kukira.


Aku hampir saja sombong dalam menilai diriku sendiri. Sampai akhirnya, Allah menegurku dengan kuasa-Nya. Aku tertipu tak lain oleh diriku sendiri. Ya, kupikir aku sholihah. Tapi ternyata, aku tak sesholihah yang kukira...


-Malang, 16 Oktober 2009-
moslemalda@yahoo.com
Read More...

Puisi: Mencintai dalam Hening


Duhai gadis, maukah ku beritahukan padamu bagaimana mencintai dengan indah?
Inginkah ku bisikkan bagaimana mencintai dengan syahdu?

Maka dengarlah...

Gadis, Saat ku jatuh cinta…
Tak akan ku berucap…
Tak akan ku berkata…
Namun ku hanya akan diam..

Saat ku mencintai, takkan pernah ku menyatakan.
Tak akan ku menggoreskan..

Yang ku lakukan hanyalah diam..
Aku tahu, cinta adalah fitrah..sebuah anugrah tak terperih..
Karena cinta adalah kehidupan.
Karena rasa itu adalah cahaya.

Aku tahu, hidup tanpa cinta, bagaikan hidup dalam gelap gulita..
Namun..
Saat rasa itu menyapa, maka hadapi dengan anggun.
Karena rasa itu ibarat belenggu pelangi, dengan begitu banyak warna.
Cinta terkadang membuatmu bahagia, namun tak jarang membuatmu menderita.

Cinta ada kalanya manis bagaikan gula,
Namun juga mampu memberi pahit yang sangat getir.

Cinta adalah perangkap rasa..
Sekali kau salah berlaku, maka kau akan terkungkung dalam waktu yang lama dalam lingkaran derita.
Maka gadis, Agar kau dapat keluar dari belenggu itu.
Dan mampu melaluinya dengan anggun..
Maka mencintailah dalam hening.
Dalam diam..

Tak perlu kau lari, tak perlu kau hindari.
Namun juga, jangan kau sikapi dengan berlebihan.
Jangan kau umbar rasamu.
Jangan kau tumpahkan segala sukamu..

Cobalah merenung sejenak dan fikirkan dengan tenang..
Kita percaya takdir bukan?
Kita tahu dengan sangat jelas…
Dia, Allah telah mengatur segalanya dengan begitu rapinya?
Jadi, apa yang kau risaukan?
Biarkan Allah yg mengaturnya,
Dan yakinlah di tangan-Nya semua akan baik-baik saja..

Cobalah renungkan…
Dia yang kau cinta, belum tentu atau mungkin tak akan pernah menjadi milikmu..
Dia yang kau puja, yang kau ingat saat siang dan yang kau tangisi ketika malam,
Akankah dia yang telah Allah takdirkan denganmu?
Gadis, kita tak tahu dan tak akan pernah tahu..
Hingga saatnya tiba..

Maka, ku ingatkan padamu, tidakkah kau malu jika semua rasa telah kau umbar…
Namun ternyata kelak bukan kau yang dia pilih untuk mendampingi hidupnya?
Gadis, Karena cinta kita begitu agung untuk di umbar..
Begitu mulia untuk di tampakkan..
Begitu sakral untuk di tumpahkan..
Dan sadarilah gadis, fitrah kita wanita adalah pemalu,
Dan kau indah karena sifat malumu..
Lalu, masihkah kau tampak menawan jika rasa malu itu telah di nafikan?
Masihkah kau tampak bestari jika malu itu telah kau singkap..

Duhai gadis, jadikan malu sebagai selendangmu..
Maka tawan hatimu sendiri dalam sangkar keimanan..
Dalam jeruji kesetiaan..
Yah.. Kesetiaan padanya yang telah Allah tuliskan namamu dan namanya di Lauhul Mahfuzh..
Jauh sebelum bumi dan langit dicipta..

Maka cintailah dlm hening.
Agar jika memang bukan dia yang ditakdirkan untukmu,
Maka cukuplah Allah dan kau yang tahu segala rasamu..
Agar kesucianmu tetap terjaga..
Agar keanggunanmu tetap terbias..

Maka, ku beritahukan padamu,
Pegang kendali hatimu..Jangan kau lepaskan.
Acuhkan semua godaan yang menghampirimu..
Cinta bukan untuk kau hancurkan, bukan untuk kau musnahkan..
Namun cinta hanya butuh kau kendalikan, hanya cukup kau arahkan..
Gadis… yang kau butuhkan hanya waktu, sabar dan percaya..
Maka, peganglah kendali hatimu,
Lalu..Arahkan pd Nya..

Dan cintailah dalam diam..
Dalam hening..
Itu jauh lebih indah..
Jauh lebih suci..
Read More...

Langkah Setan Menghapus Hijab Wanita

Setan dalam menggoda manusia memiliki berbagai macam strategi, dan yang sering dipakai adalah dengan memanfaatkan hawa nafsu, yang memang memiliki kecenderungan mengajak kepada keburukan (ammaratun bis su’). Setan tahu persis kecenderungan nafsu kita, dia terus berusaha agar manusia keluar dari garis yang telah ditentukan Allah, termasuk melepaskan hijab atau pakaian musli-mah. Berikut ini tahapan-tahapannya.

I. Menghilangkan Definisi Hijab
Dalam tahap ini setan membisik-kan kepada para wanita, bahwa pakaian apapun termasuk hijab (penutup) itu tidak ada kaitannya dengan agama, ia hanya sekedar pakaian atau mode hiasan bagi para wanita. Jadi tidak ada pakaian syar’i, pakaian ya pakaian, apa pun bentuk dan namanya.

Sehingga akibatnya, ketika zaman telah berubah, atau kebudayaan manusia telah berganti, maka tidak ada masalah pakaian ikut ganti juga. Demikian pula ketika seseorang berpindah dari suatu negeri ke negeri yang lain, maka harus menyesuaikan diri dengan pakaian penduduknya, apapun yang mereka pakai.

Berbeda halnya jika seorang wanita berkeyakinan, bahwa hijab adalah pakaian syar’i (identitas keislaman), dan memakainya adalah ibadah bukan sekedar mode. Biarpun hidup kapan saja dan di mana saja, maka hijab syar’i tetap dipertahankan.
Apabila seorang wanita masih bertahan dengan prinsip hijabnya, maka setan beralih dengan strategi yang lebih halus. Caranya?

Pertama, Membuka Bagian Tangan
Telapak tangan mungkin sudah terbiasa terbuka, maka setan mem-bisik kan kepada para wanita agar ada sedikit peningkatan model yakni membuka bagian hasta (siku hingga telapak tangan). “Ah tidak apa-apa, kan masih pakai jilbab dan pakai baju panjang? Begitu bisikan setan. Dan benar sang wanita akhirnya memakai pakain model baru yang menampakkan tangannya, dan ternyata para lelaki yang melihat nya juga biasa-biasa saja. Maka setan berbisik,” Tuh tidak apa-apa kan?

Kedua, Membuka Leher dan Dada
Setelah menampakkan tangan menjadi kebiasaan, maka datanglah setan untuk membisikkan hal baru lagi. “Kini buka tangan sudah lumrah, maka perlu ada peningkatan model pakaian yang lebih maju lagi, yakni terbuka bagian atas dada kamu.” Tapi jangan sebut sebagai pakaian terbuka, hanya sekedar sedikit untuk mendapatkan hawa, agar tidak gerah. Cobalah! Orang pasti tidak akan peduli, sebab hanya bagian kecil saja yang terbuka.

Maka dipakailah pakaian model baru yang terbuka bagian leher dan dadanya dari yang model setengah lingkaran hingga yang model bentuk huruf “V” yang tentu menjadikan lebih terlihat lagi bagian sensitif lagi dari dadanya.

Ketiga, Berpakain Tapi Telanjang
Setan berbisik lagi, “Pakaian kok hanya gitu-gitu saja, cari model atau bahan lain yang lebih bagus! Tapi apa ya? Sang wanita bergumam. “Banyak model dan kain yang agak tipis, lalu bentuknya dibuat yang agak ketat biar lebih enak dipandang,” setan memberi ide baru.

Maka tergodalah si wanita, di carilah model pakaian yang ketat dan kain yang tipis bahkan transparan. “Nggak apa-apa kok, kan potongan pakaiannya masih panjang, hanya bahan dan modelnya saja yang agak berbeda, biar nampak lebih feminin,” begitu dia menambahkan. Walhasil pakaian tersebut akhirnya membudaya di kalangan wanita muslimah, makin hari makin bertambah ketat dan transparan, maka jadilah mereka wanita yang disebut oleh Nabi sebagai wanita kasiyat ‘ariyat (berpakaian tetapi telanjang).

Keempat, Agak di Buka Sedikit
Setelah para wanita muslimah mengenakan busana yang ketat, maka setan datang lagi. Dan sebagaimana biasanya dia menawarkan ide baru yang sepertinya segar dan enak, yakni dibisiki wanita itu, “Pakaian seperti ini membuat susah berjalan atau duduk, soalnya sempit, apa nggak sebaiknya di belah hingga lutut atau mendekati paha?” Dengan itu kamu akan lebih leluasa, lebih kelihatan lincah dan enerjik.”

Lalu dicobalah ide baru itu, dan memang benar dengan dibelah mulai bagian bawah hingga lutut atau mendekati paha ternyata membuat lebih enak dan leluasa, terutama ketika akan duduk atau naik ke jok mobil. “Yah tersingkap sedikit nggak apa-apa lah, yang penting enjoy,” katanya.

Inilah tahapan awal setan merusak kaum wanita, hingga tahap ini pakaian masih tetap utuh dan panjang, hanya model, corak, potongan dan bahan saja yang dibuat berbeda dengan hijab syar’i yang sebenarnya. Maka kini mulailah setan pada tahapan berikutnya.



II. Terbuka Sedikit Demi Sedikit
Kini setan melangkah lagi, dengan trik dan siasat lain yang lebih ampuh, tujuannya agar para wanita menampak kan bagian aurat tubuhnya.

Pertama, Membuka Telapak Kaki dan Tumit.
Setan Berbisik kepada para wanita, “Baju panjang benar-benar membuat repot, kalau hanya dengan membelah sedikit bagiannya masih kurang leluasa, lebih enak kalau di potong saja hingga atas mata kaki.” Ini baru agak longgar. “Oh ada yang kelupaan, kalau kamu bakai baju demikian, maka jilbab yang besar tidak cocok lagi, sekarang kamu cari jilbab yang kecil agar lebih serasi dan gaul, toh orang tetap menamakannya dengan jilbab.”
Maka para wanita yang terpengaruh dengan bisikan ini buru-buru mencari model pakaian yang dimaksudkan. Tak ketinggalan sepatu hak tinggi, yang kalau untuk berjalan mengeluarkan suara yang menarik perhatian orang.

Kedua, Membuka Seperempat Hingga Separuh Betis
Terbuka telapak kaki telah biasa ia lakukan, dan ternyata orang-orang yang melihat juga tidak begitu peduli. Maka setan kembali berbisik, “Ternyata kebanyakan manusia menyukai apa yang kamu lakukan, buktinya mereka tidak bereaksi apa-apa, kecuali hanya beberapa orang. Kalau langkah kakimu masih kurang leluasa, maka cobalah kamu cari model lain yang lebih enak, bukankah kini banyak rok setengah betis dijual di pasaran? Tidak usah terlalu mencolok, hanya terlihat kira-kira sepuluh senti saja.” Nanti kalau sudah terbiasa, baru kamu cari model baru yang terbuka hingga setengah betis.”
Benar-benar bisikan setan dan hawa nafsu telah menjadi penasehat pribadinya, sehingga apa yang saja yang dibisikkan setan dalam jiwanya dia turuti. Maka terbiasalah dia mema-kai pakaian yang terlihat separuh betisnya kemana saja dia pergi.

Ketiga, Terbuka Seluruh Betis
Kini di mata si wanita, zaman benar-benar telah berubah, setan telah berhasil membalikkan pandangan jernihnya. Terkadang sang wanita berpikir, apakah ini tidak menyelisihi para wanita di masa Nabi dahulu. Namun buru-buru bisikan setan dan hawa nafsu menyahut, “Ah jelas enggak, kan sekarang zaman sudah berubah, kalau zaman dulu para lelaki mengangkat pakaiannya hingga setengah betis, maka wanitanya harus menyelisihi dengan menjulurkannya hingga menutup telapak kaki, tapi kini lain, sekarang banyak laki-laki yang menurunkan pakaiannya hingga bawah mata kaki, maka wanitanya harus menyelisihi mereka yaitu dengan mengangkatnya hingga setengah betis atau kalau perlu lebih ke atas lagi, sehingga nampak seluruh betisnya.”

Tetapi… apakah itu tidak menjadi fitnah bagi kaum laki-laki,” gumamnya. “Fitnah? Ah itu kan zaman dulu, di masa itu kaum laki-laki tidak suka kalau wanita menampakkan auratnya, sehingga wanita-wanita mereka lebih banyak di rumah dan pakaian mereka sangat tertutup. Tapi sekarang sudah berbeda, kini kaum laki-laki kalau melihat bagian tubuh wanita yang terbuka malah senang dan mengatakan ooh atau wow, bukankah ini berarti sudah tidak ada lagi fitnah, karena sama-sama suka? Lihat saja model pakaian di sana-sini, dari yang di emperan hingga yang yang bermerek kenamaan, seperti Kristian Dior, semuanya menawarkan model yang dirancang khusus untuk wanita maju di zaman ini. Kalau kamu tidak mengikuti model itu akan menjadi wanita yang ketinggalan zaman.”

Demikianlah, maka pakaian yang menampakkan seluruh betis biasa dia kenakan, apalagi banyak para wanita yang memakainya dan sedikit sekali orang yang mempermasalahkan itu. Kini tibalah saatnya setan melancarkan tahap terakhir dari siasatnya untuk melucuti hijab wanita.



III. Serba Mini
Setelah pakaian yang menampak kan betis menjadi pakaian sehari-hari dan dirasa biasa-biasa saja, maka datanglah bisikan setan yang lain. “Pakaian membutuhkan variasi, jangan itu-itu saja, sekarang ini modelnya rok mini, dan agar serasi rambut kepala harus terbuka, sehingga benar-benar kelihatan indah.”

Maka akhirnya rok mini yang menampakkan bagian bawah paha dia pakai, bajunya pun bervariasi, ada yang terbuka hingga lengan tangan, terbuka bagian dada sekaligus bagian punggung nya dan berbagai model lain yang serba pendek dan mini. Koleksi pakaiannya sangat beraneka ragam, ada pakaian pesta, berlibur, pakaian kerja, pakaian resmi, pakaian malam, sore, musim panas, musim dingin dan lain-lain, tak ketinggalan celana pendek separuh paha pun dia miliki, model dan warna rambut juga ikut bervariasi, semuanya telah dicoba.

Begitulah sesuatu yang sepertinya mustahil untuk dilakukan, ternyata kalau sudah dihiasi oleh setan, maka segalanya menjadi serba mungkin dan diterima oleh manusia. Hingga suatu ketika, muncul ide untuk mandi di kolam renang terbuka atau mandi di pantai, di mana semua wanitanya sama, hanya dua bagian paling rawan saja yang tersisa untuk ditutupi, kemaluan dan buah dada. Mereka semua mengenakan pakaian yang sering disebut dengan “bikini”. Karena semuanya begitu, maka harus ikut begitu, dan na’udzu billah bisikan setan berhasil, tujuannya tercapai, “Menelanjangi Kaum Wanita.” Selanjutnya terserah kamu wahai wanita, kalian semua sama, telanjang di hadapan laki-laki lain, di tempat umum. Aku berlepas diri kalau nanti kelak kalian sama-sama di neraka. Aku hanya menunjukkan jalan, engkau sendiri yang melakukan itu semua, maka tanggung sendiri semua dosamu” Setan tak mau ambil resiko.

Penutup
Demikian halus, cara yang digunakan setan, sehingga manusia terjeru-mus dalam dosa tanpa terasa. Maka hendaklah kita semua, terutama orang tua jika melihat gejala menyimpang pada anak-anak gadis dan para wanita kita sekecil apapun, segera secepatnya diambil tindakan. Jangan biarkan berlarut-larut, karena kalau dibiarkan dan telah menjadi kebiasaan, maka sangat sulit bagi kita untuk mengatasinya.

Membiarkan mereka membuka aurat berarti merelakan mereka mendapatkan laknat Allah, kasihanilah mereka, selamatkan para wanita muslimah, jangan jerumuskan mereka ke dalam kebinasaan yang menyeng-sarakan, baik di dunia maupun di akhirat. Wallahu a’lam bis shawab.

Sumber ide dan pokok pikiran: Kitab “At ta’ari asy syaithani”, Adnan ath-Tharsyah, disadur dengan bebas.
http://ummusalma.wordpress.com/2007/03/01/langkah-setan-menelanjangi-wanita/

kafemuslimah.com
Read More...

Walau Beda, Tujuan Tetap Satu: Khilafah...

sumber: www.dakwahkampus.com

Kalian boleh merasa ikhwan (ikhwanul muslimin)...
Kalian  boleh merasa Hizbut tahrir...
Kalian boleh merasa Salafi...

***

Kalian boleh merasa Muhammadiyah...
Kalian boleh merasa Nahdhotul Ulama...

Kalian boleh merasa PMII...
Kalian boleh merasa HMI...
Kalian boleh merasa KAMMI...

***

Kita boleh berbeda dalam batas-batas yang bisa ditolerir dalam Islam.
Karena kita tahu permasalahan ikhtilaf/khilafiyah, ijtihad seorang ulama mungkin benar dan mungkin salah.

Kita juga tahu bahwa kita harus menjauhi dari sikap ekstrem dalam beragama.
Untuk itu kita perlu bersatu dalam keragaman jama’ah dalam medan amal Islami dan bekerjasama dalam memperbaiki kerusakan.

Bukankah Tujuan kita satu?

Tegaknya Syariah Islam di Muka bumi
Tegaknya Khilafah Islamiyah di bawah 1 kepemimpinan
Tegaknya kalimah “Allaahu Akbar”
Tegaknya kalimah “Laa ilaaha Illallah, Muhammadar Rosulullah”

bukan lagi saatnya saling mencela & selalu berputar dalam permasalahan yang sama

Ingat!!! Sebelum terbentuknya Khilafah, perlu kita perbaiki diri, kita bentuk pribadi yang mempunyai karakter-karakter sbb:
  • Salimul Aqidah, Bersih Akidahnya dari sesuatu hal yang mendekatkan dan menjerumuskan dirinya dari lubang syirik.
  • Shahihul Ibadah, Benar Ibadahnya menurut AlQur’an dan Assunnah serta terjauh dari segala Bid’ah yang dapat menyesatkannya.
  • Matinul Khuluq, Mulia Akhlaknya sehingga dapat menunjukkan sebuah kepribadian yang menawan dan dapat meyakinkan kepada semua orang bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan Lil Alamin).
  • Qowiyul Jismi, Kuat Fisiknya sehingga dapat mengatur segala kepentingan bagi jasmaninya yang merupakan amanah/titipan dari Alloh SWT.
  • Mutsaqoful Fikri, Luas wawasan berfikirnya sehingga dia mampu menangkap berbagai informasi serta perkembangan yang terjadi disekitarnya.
  • Qodirun ‘alal Kasbi, Mampu berusaha sehingga menjadikannya seorang yang berjiwa mandiri dan tidak mau bergantung kepada orang lain dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
  • Mujahidun linafsihi, Bersungguh sungguh dalam jiwanya sehingga menjadikannya seseorang yang dapat memaksimalkan setiap kesempatan ataupun kejadian sehingga berdampak baik pada dirinya ataupun orang lain.
  • Haritsun ‘ala waqtihi, Efisien dalam memanfaatkan waktunya sehingga menjadikannya sebagai seorang yang pantang menyiakan waktu untuk melakukan kebaikan, walau sedetikpun. karena waktu yang kita gunakan selama hidup ini akan dipertanggungjawabkan dihadapan Alloh SWT.
  • Munazhom Fii Su’unihi, Tertata dalam urusannya sehingga menjadikan kehidupannya teratur dalam segala hal yang menjadi tanggung jawab dan amanahnya. Dapat menyelesaikan semua masalahnya dengan baik dengan cara yang baik.
  • Naafi’un Li Ghairihi, Bermanfaat bagi orang lain, sehingga menjadikannya seseorang yang bermanfaat dan dibutuhkan. Keberadaannya akan menjadi sebuah kebahagiaan bagi orang lain dan Ketiadaannya akan menjadikan kerinduan pada orang lain.

Bagi Anda yang non muslim (bukan beragama islam) yang secara kebetulan membaca note ini.
Janganlah anda merasa khawatir, Islam adalah agama yang menjadi rahmah di seluruh alam , “islam rahmatan lil ‘aalamiin”. jika Hukum Allah ditegakkan, maka agama lain tetap dilindungi dan bebas beribadah. selama tidak melanggar hukum hukum yang sudah ditetapkan.

Islam agama dakwah, yang artinya kewajiban kami adalah berdakwah kepada siapapun. Islam menginginkan semuanya selamat dunia Akhirat. ketika keyakinan agama sudah bulat pada diri seseorang, maka islam tidak memaksakan kehendak, karena tidak ada paksaan dalam beragama di dalam islam.

Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku”. (QS 109:2-6)

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.. (QS 2:256)

***
Read More...

Pengemban Dakwah Tahan Banting

Bagaimana menjadi pengemban dakwah yang tahan banting, walau dengan banyak ujian dan cobaan dalam berdakwah, ghiroh dakwahnya malah semakin meningkat??

Ikhwatifillah...
Dalam hidu, kita akan dihadapkan pada pilihan-pilihan yang akan mengantarkan kita pada suatu kondisi tertentu, sehingga tak heran bila kita sering mendengar istilah “hidup adalah pilihan”. Setiap pilihan yang telah kita buat akan berdampak pada kehidupan kita dengan segala konsekuensinya. Begitu juga dengan menjadi seorang aktivis ada banyak konsekuensi-konsekuensi yang harus kita jalani, terlebih lagi menjadi aktivis dakwah Islam, maka kita harus menyiapkan diri atas konsekuensi-konsekuensi yang akan kita jalani atas pilihan kita menjadi seorang pengemban dakwah.

Allah SWT melalui Rasul-Nya yang mulia menegaskan bahwa “ketika Allah mencintai hamba-Nya, maka Allah akan memberinya Ujian dan cobaan..”

Lho, kenapa ketika Allah mencintai hambanya Allah malah memberinya cobaan atau ujian? Gak kebalik? Mestinya kan diberi nikmat dan kesenangan-kesenangan yang bertambah?..

***


Mungkin ini yang terlintas dalam benak kita. Sejenak kita renungi dan kita pelajari perjalanan hidup kita mulai dari lahir sampai sekarang, detik ini, saat membaca tulisan ini. Banyak sekali yang membuktikan bahwa kita itu hidup memang dengan masalah, ujian dan cobaan. Ibarat anak Sekolah, untuk naik ke kelas 2 atau kelas 3 dan seterusnya kita harus dapat melewati ujian yang diselenggarakan sekolah, kalau kita tidak mampu melewati ujian tersebut tentu kita tidak akan naik kelas. Betul tidak?

Nah, begitu juga dengan hidup dan cobaan-cobaan yang kita hadapi, semuanya adalah “alat” yang dipakai oleh Allah untuk meninggikan derajat kita, meninggikan kualitas keimanan kita, meninggikan pengetahuan kita, meningkatkan tingkat kesabaran kita, keistiqamahan kita, keikhlasan kita, dll hingga Allah semakin dekat dengan kita. Jika dalam ujian tersebut kita gagal, dan mengalihkan perhatian utama kita dengan mengganti poros hidup selain dakwah maka kita gagal. Ini memang tidak semudah yang kita bayangkan, ujian dari Allah tidak bisa kita prediksikan, tetapi dengan keimanan kita dan keyakinan kita bahwa Allah tidak akan menguji kita dengan ujian dan cobaan yang melampaui batas kemampuan kita, kita akan sanggup melewati berbagai ujian dan cobaan yang datang dalam kehidupan kita. Malah kita akan semakin bersemangat dalam berdakwah karena kita paham dan yakin se-yakin-yakinnya bahwa Allah akan memberikan kemudahan, memberikan petunjuk kepada kita untuk menyelesaikan semua masalah yang kita hadapi.

Pertanyaannya kembali kepada kita, seberapa yakin kita bahwa Allah yang akan membantu setiap kesulitan dan ujian yang sedang kita hadapi? Seberapa yakin kita atas janji Allah yang termaktub dalam surat Muhammad ayat 7, yang artinya “…barang siapa yang menolong agama Allah, maka Allah menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”.
Kita biasanya tidak sabar dalam menjalani ujian dan cobaan yang sedang kita hadapi sehingga kita cenderung mengalami kegagalan, gagal untuk dapat lebih mendekat kepada Allah, menjadi hamba-Nya yang terbaik.

Masalah yang sering diujikan Allah terutama kepada pengemban dakwah adalah masalah financial/keuangan atau nafkah. Memang mencari nafkah adalah kewajiban bagi laki-laki sejak usia baliqh, apalagi yang sudah berkeluarga dan punya anak, tanggungjawabnya semakin bertambah. Tetapi tidak mengurangi kewajiban dia untuk tetap berdakwah. Oleh karena itu, kita harus pintar-pintar mengatur diri kita dengan segala potensi yang telah Allah berikan kepada kita semua untuk tetap menjalankan kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepada kita.

***

Ada pengalaman menarik yang penuh hikmah tentang masalah financial untuk semakin mengokohkan keyakinan kita kepada janji-janji Allah yang senantiasa akan menolong hamba-Nya yang sabar, ikhlas dan istiqamah dalam berdakwah. Pengalaman ini di alami oleh pengemban dakwah senior, beliau angkatan 80-an, dulu aktif di Badan Dakwah Masjid Al Hikmah IKIP Malang sekarang Universitas Negeri Malang. Beliau meminta ijin kepada penanggungjawab dakwah di daerahnya untuk mengurangi amanah dakwah yang dibebankan kepada beliau, karena beliau mau fokus bekerja siang-malam untuk membayar utang, karena beliau tidak tenang hidup punya hutang. Beliau punya hutang 3,5 juta, bagi kita mungkin uang tersebut tidak seberapa, tapi bagi beliau itu jumlah yang banyak.

Beliau punya ide untuk membuat kegiatan usaha yang diprediksi akan mendatangkan keuntungan yang banyak. Singkat cerita, dari usaha beliau tersebut, bukan malah mendapatkan untung tetapi hutang semakin banyak menjadi 40-an juta. Beliau langsung shock, merebahkan tubuh dan merenung dari apa yang beliau alami “..usaha untuk membayar utang kok malah utang bertambah banyak..., Sudah.. tidak usah bekerja-bekerja, saya akan giat berdakwah sekarang, masalah utang Insyaallah pasti ada jalan untuk menyelesaikannya” itulah keputusan beliau, ketika fokus bekerja untuk menyelesaikan utang, malah utang bertambah banyak.

Setiap pagi beliau keluar rumah, dan tawakal kepada Allah atas ujian yang beliau alami.. dengan dasar keyakinan “..burung yang keluar dari sarangnya dalam keadaan kosong (temboloknya), saat pulang sudah penuh (temboloknya)” burung saja bisa, kenapa saya tidak bisa, tutur beliau kepada saya” akhirnya ketika beliau selesai sholat di masjid, beliau bertemu orang yang minta bantuan untuk menjualkan rumah, dan beliau bersedia membantunya. Alhamdulillah, rumah terjual dan beliau mendapatkan fee atas jasanya menjualkan rumah orang tersebut. Akhirnya sebagian utang beliau terlunasi, tinggal utang ke beberapa teman seperjuangan.. sejak itu keajaiban-keajaiban mulai beliau alami, pernah suatu ketika istri beliau mengeluh tidak punya uang untuk bayar listrik, padahal beliau hanya punya uang 50 ribu, dari sini beliau bingung, dibuat bayar listrik gak cukup, buat makan cukup untuk beberapa hari saja. Kemudian beliau putuskan untuk menggunakan uang tersebut untuk biaya tranportasi ke Madura untuk dakwah.

Ketika pulang ke rumah beliau kaget, dirumah sudah ada kursi dan amplop tertutup, dia tanya ke istrinya “ini kursi dan amplop dari mana?” Istrinya juga tidak tahu, tiba-tiba ada orang yang mengirimkan kursi ke rumah dan titipan amplop. Setelah dibuka amplopnya ternyata ada uang 500 ribu. Alhamdulillah.. buat bayar listrik dan kebutuhan sehari-hari. Ternyata hadiah tersebut dari orang yang pernah beliau tolong saat merukyah (beliau biasa diminta untuk merukyah orang yang diganggu jin). Di hari saya (red: penulis) ke rumah beliau, beliau bercerita “tadi pagi ada orang yang mengirim uang untuk memperbaiki kamar mandi rumah dan tempat sholat, sore harinya sepeda motor Honda Revo datang, bersama pekerjaan sebagai mudir travel malang-jember.. Beliau menegaskan bahwa rejeki sudah ada yang mengatur, kita jangan bingung dan khawatir.. Lakukan ikhtiar semaksimal mungkin, tawakal  kepada Allah dan yakinlah atas janji-janji Allah yang akan menolong orang-orang yang menolong agama-Nya (Islam).. “

Kita sebagai pengemban dakwah tentunya tahu dan memegang “prinsip hidup” kita bahwa di Islam itu tidak ada yang sulit, semuanya mudah, ya mudah.. Maksud mudah disini adalah untuk mendapatkan pahala dan kebahagiaan. Bayangkan, jika kita mendapatkan ujian dan cobaan, kita bisa bersabar dan mampu menahan segala pikiran-pikiran buruk yang dibisikkan setan maka kita akan mendapatkan pahala. Jika kita di beri nikmat, kita bisa bersyukur dengan menginfaqkan rezeki kita, meningkatkan dakwah, meningkatkan intensitas aktivitas penyadaran umat untuk menerapkan syariat Islam, dll maka Allah akan menambah nikmat kita dan tentunya kita juga dapat pahala.. di agama lain, hal ini tidak kita temui.. hanya di Islam.. Subhannallah..

***

Dengan segala kesadarannya, seorang pengemban dakwah telah menentukan bahwa Dakwah adalah poros hidupnya sehingga segala aktivitasnya berjalan seiring dengan aktivitas utamanya yakni dakwah. Mulai dari bekerja, dia akan memilih pekerjaan yang mendukung aktivitas dakwahnya atau minimal “tidak mengganggu” aktivitas dia sebagai pengemban dakwah. Dalam membangun rumah tangga, dia akan mencari pasangan yang mendukung aktivitas dakwahnya bahkan semakin memperkuat semangatnya untuk berdakwah, tidak hanya sekedar mencari pasangan hidup yang “asal dapat”, tidak pula “asal menikah” tanpa persiapan yang matang (niat, ilmu, nafkah), sehingga pernikahan yang dilakukan akan mendorongnya untuk semakin bersemangat dalam berdakwah. Bagi yang belum siap jangan coba-coba sebab dapat menjadi penyebab goyahnya semangat dakwah dan mengganggu tatanan dan system dakwah terutama dakwah di kampus. Dan dalam bidang kehidupan lainnya, semuanya dijalankan berdasarkan kepentingan dakwah. Sebab seorang pengemban dakwah memiliki “rumus kehidupan” yang terangkum dalam Al Qur’an dan As sunnah yang harus ia pegang teguh hingga ajal menjemput.

Dengan keyakinan yang mantab, kita akan merasakan dan mengalami keajaiban-keajaiban yang telah Allah janjikan kepada para pengemban dakwah. Jangan terlalu pusing terhadap hal-hal yang sudah dijanjikan oleh Allah misalnya masalah rejeki, sebab pasti akan sampai kepada kita walau berada diujung dunia. Bayangkan ikan paus yang begitu besar, sekali makan butuh berapa banyak daging? Tetapi tetap dia bisa makan dan bertahan hidup. Bayi yang tidak bisa apa-apa juga bisa kenyang, dengan rejeki yang sampai padanya dengan perantaraan kedua orang tuanya, dan contoh-contoh lainnya...
Sebaliknya, kita harus kerja optimal, serius dan sungguh-sungguh dalam dakwah dan ibadah kepada Allah yang akan mengantarkan kita untuk masuk ke dalam surga atas ridho-Nya.

Saat ini tidak ada Nabi lagi setelah Nabi Muhammad SAW, tidak ada yang menjamin bahwa kita bisa masuk surga, kita bukanlah Abu Bakar ra., kita bukanlah Umar ra., bukan pula Utsman ra., bukan pula Ali ra. dan Sahabat-sahabat Nabi lainnya yang telah dijamin masuk surga. Oleh karena itu, kita harus extra semangat dalam berdakwah agar kita termasuk orang-orang yang dirindukan Nabi SAW sebagai “ikhwani” yang kelak bersama-sama beliau masuk surga. Kita harus mencontoh para sahabat dan tetap istiqamah dalam dakwah Islam, menyerukan penerapan Islam dalam bingkai khilafah Islamiyyah berapapun tantangan dan cobaan serta ujian yang harus kita taklukkan.

Mari bersemangat, kemenangan sudah dekat, khilafah sudah di depan mata. Jangan sampai kita tertinggal, kendaraan ini semakin cepat mari bersama-sama berjuang, khilafah pasti tegak.. Insyaallah.. Allahu Akbar..! Wallahu’alam bis showab.

Sumber: www.dakwahkampus.com
Read More...

Kenapa Harus Wanita Muslimah

Artikel Lepas : Kenapa Harus Wanita Shalihah...???  
Oleh : Yusuf Al Bahi
www.dakwatuna.com

                                           ***
Terkadang orang heran dan bertanya, kenapa harus mereka?
Yang bajunya panjang, tertutup rapat, dan malu-malu kalau berjalan..

Aku menjawab..
Karena mereka, lebih rela bangun pagi menyiapkan sarapan buat sang suami dibanding tidur bersama mimpi yang kebanyakan dilakukan oleh perempuan lain saat ini..

Ada juga yang bertanya, mengapa harus mereka?
Yang sama laki-laki-pun tak mau menyentuh, yang kalau berbicara ditundukkan pandangannya.. Bagaimana mereka bisa berbaur…

Aku menjawab..
Tahukah kalian.. bahwa hati mereka selalu terpaut kepada yang lemah, pada pengemis di jalanan, pada perempuan-perempuan renta yang tak lagi kuat menata hidup. Hidup mereka adalah sebuah totalitas untuk berkarya di hadapan-Nya.. Bersama dengan siapapun selama mendatangkan manfaat adalah kepribadian mereka.. Untuk itu, aku menjamin mereka kepadamu, bahwa kau takkan rugi memiliki mereka, kau takkan rugi dengan segala kesederhanaan, dan kau takkan rugi dengan semua kepolosan yang mereka miliki.. Hati yang bening dan jernih dari mereka telah membuat mereka menjadi seorang manusia sosial yang lebih utuh dari wanita di manapun..

Sering juga kudengar.. Mengapa harus mereka?
Yang tidak pernah mau punya cinta sebelum akad itu berlangsung, yang menghindar ketika sms-sms pengganggu dari para lelaki mulai berdatangan, yang selalu punya sejuta alasan untuk tidak berpacaran.. bagaimana mereka bisa romantis? bagaimana mereka punya pengalaman untuk menjaga cinta, apalagi jatuh cinta?

Aku menjawab..
Tahukah kamu.. bahwa cinta itu fitrah, karena ia fitrah maka kebeningannya harus selalu kita jaga. Fitrahnya cinta akan begitu mudah mengantarkan seseorang untuk memiliki kekuatan untuk berkorban, keberanian untuk melangkah, bahkan ketulusan untuk memberikan semua perhatian.

Namun, ada satu hal yang membedakan antara mereka dan wanita-wanita lainnya..

Mereka memiliki cinta yang suci untuk-Nya.. Mereka mencintaimu karena-Nya, berkorban untukmu karena-Nya, memberikan segenap kasihnya padamu juga karena-Nya… Itulah yang membedakan mereka..
Tak pernah sedetikpun mereka berpikir, bahwa mencintaimu karena fisikmu, mencintaimu karena kekayaanmu, mencintaimu karena keturunan keluargamu.. Cinta mereka murni.. bening.. suci.. hanya karena-Nya..
Kebeningan inilah yang membuat mereka berbeda… Mereka menjadi anggun, seperti permata-permata surga yang kemilaunya akan memberikan cahaya bagi dunia. Ketulusan dan kemurnian cinta mereka akan membuatmu menjadi lelaki paling bahagia..

                                            ***

Sering juga banyak yang bertanya.. mengapa harus mereka?
Yang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan membaca Al-Qur’an dibanding ke salon, yang lebih sering menghabiskan harinya dari kajian ke kajian dibanding jalan-jalan ke mall, yang sebagian besar waktu tertunaikan untuk hajat orang banyak, untuk dakwah, untuk perubahan bagi lingkungannya, dibanding kumpul-kumpul bersama teman sebaya mereka sambil berdiskusi yang tak penting. Bagaimana mereka merawat diri mereka? bagaimana mereka bisa menjadi wanita modern?

Aku menjawab..
  • Tahukah kamu, bahwa dengan seringnya mereka membaca al Qur’an maka memudahkan hati mereka untuk jauh dari dunia.. Jiwa yang tak pernah terpaut dengan dunia akan menghabiskan harinya untuk memperdalam cintanya pada Allah.. Mereka akan menjadi orang-orang yang lapang jiwanya, meski materi tak mencukupi mereka, mereka menjadi orang yang paling rela menerima pemberian suami, apapun bentuknya, karena dunia bukanlah tujuannya. Mereka akan dengan mudah menyisihkan sebagian rezekinya untuk kepentingan orang banyak dibanding menghabiskannya untuk diri sendiri. Kesucian ini, hanya akan dimiliki oleh mereka yang terbiasa dengan al Qur’an, terbiasa dengan majelis-majelis ilmu, terbiasa dengan rumah-Nya.
  • Jangan khawatir soal bagaimana mereka merawat dan menjaga diri… Mereka tahu bagaimana memperlakukan suami dan bagaimana bergaul di dalam sebuah keluarga kecil mereka. Mereka sadar dan memahami bahwa kecantikan fisik penghangat kebahagiaan, kebersihan jiwa dan nurani mereka selalu bersama dengan keinginan yang kuat untuk merawat diri mereka. Lalu apakah yang kau khawatirkan jika mereka telah memiliki semua kecantikan itu?
  • Dan jangan takut mereka akan ketinggalan zaman. Tahukah kamu bahwa kesehariannya selalu bersama dengan ilmu pengetahuan.. Mereka tangguh menjadi seorang pembelajar, mereka tidak gampang menyerah jika harus terbentur dengan kondisi akademik. Mereka adalah orang-orang yang tahu dengan sikap profesional dan bagaimana menjadi orang-orang yang siap untuk sebuah perubahan. Perubahan bagi mereka adalah sebuah keniscayaan, untuk itu mereka telah siap dan akan selalu siap bertransformasi menjadi wanita-wanita hebat yang akan memberikan senyum bagi dunia.
                                          ***
Dan sering sekali, orang tak puas..
Dan terus bertanya.. mengapa harus mereka?

Pada akhirnya, akupun menjawab…
Keagungan, kebeningan, kesucian, dan semua keindahan tentang mereka, takkan mampu kau pahami sebelum kamu menjadi lelaki yang shalih seperti mereka..

Yang pandangannya terjaga.. yang lisannya bijaksana.. yang siap berkeringat untuk mencari nafkah, yang kuat berdiri menjadi seorang imam bagi sang permata mulia, yang tak kenal lelah untuk bersama-sama mengenal-Nya, yang siap membimbing mereka, mengarahkan mereka, hingga meluruskan khilaf mereka…

Allah mempersiapkan mereka untuk menemani sang pejuang yang sesungguhnya, yang bukan hanya indah lisannya.. namun juga menggetarkan lakunya.. Allah mempersiapkan mereka untuk sang pejuang yang malamnya tak pernah lalai untuk dekat dengan-Nya.. yang siangnya dihabiskan dengan berjuang untuk memperpanjang nafas Islam di bumi-Nya.. Allah mempersiapkan mereka untuk sang pejuang yang cintanya pada Allah melebihi kecintaan mereka kepada dunia.. yang akan rela berkorban, dan meninggalkan dunia selagi Allah tujuannya.. Yang cintanya takkan pernah habis meski semua isi bumi tak lagi berdamai kepadanya.. Allah telah mempersiapkan mereka untuk lelaki-lelaki shalih penghulu surga…
Kalian yang benar-benar hebat secara fisik, jiwa, dan iman-lah yang akan memiliki mereka. Mereka adalah bidadari-bidadari surga yang turun ke dunia, maka Allah takkan begitu mudah untuk memberikan kepadamu yang tak berarti di mata-Nya… Allah menjaga mereka untuk sosok-sosok hebat yang akan merubah dunia. Menyuruh mereka menunggu dan lebih bersabar agar bisa bersama dengan para syuhada sang penghuni surga… Menahan mereka untuk dipasangkan dengan mereka yang tidurnya adalah dakwah, yang waktunya adalah dakwah, yang kesehariannya tercurahkan untuk dakwah.. sebab mereka adalah wanita-wanita yang menisbahkan hidupnya untuk jalan perjuangan.



Seberat itukah?

Ya… Takkan mudah.. sebab surga itu tidak bisa diraih dengan hanya bermalas-malasan tanpa ada perjuangan

_Taipei, 02 Juni 2010_
Read More...

Surat dari Ikhwan untuk Akhwat

Ukhti…
Besarnya kerudungmu tidak menjamin sama dengan besarnya semangat jihadmu menuju ridho Tuhanmu, mungkinkah besarnya kerudungmu hanya di gunakan sebagai fashion atau gaya jaman sekarang? Atau mungkin kerudung besarmu hanya akan di jadikan sebagai identitasmu saja, supaya bisa mendapat gelar akhwat dan di kagumi oleh banyak ikhwan??

Ukhti…
Tertutupnya tubuhmu tidak menjamin bisa menutupi aib saudaramu, keluargamu bahkan diri anti sendiri, coba perhatikan sekejap saja, apakah aib saudaramu, teman dekatmu bahkan keluargamu sendiri sudah tertutupi?? Bukankah kebiasaan buruk seorang perempuan selalu terulang dengan tanpa di sadari melalui ocehan-ocehan kecil sudah membekas semua aib keluargamu, aib sudaramu, bahkan aib teman dekatmu melalui lisan manis mu??


Ukhti…
Lembutnya suaramu mungkin selembut sutra bahkan lebih daripada itu, tapi akankah kelembutan suara anti sama dengan lembutnya kasihmu pada saudaramu, pada anak-anak jalanan, pada fakir miskin dan pada semua orang yang menginginkan kelembutan dan kasih sayangmu??


Ukhti…
Lembutnya parasmu tak menjamin selembut hatimu, akankah hatimu selembut salju yang mudah meleleh dan mudah terketuk ketika melihat segerombolan anak-anak Palestina terlihat gigih berjuang dengan berani menaruhkan jiwa dan raga bahkan nyawa sekalipun dengan tetes darah terakhir.. Akankah selembut itu hatimu ataukah sebaliknya hatimu sekeras batu yang ogah dan cuek melihat ketertindasan orang lain??

Ukhti…
Rajinnya tilawahmu tak menjamin serajin dengan shalat malammu, mungkinkah malam-malammu di lewati dengan rasa rindu menuju tuhanmu dengan bangun di tengah malam dan ditemani dengan butiran-butiran air mata yang jatuh ke tempat sujud mu serta lantunan tilawah yang tak henti-hentinya berucap membuat setan terbirit-birit lari ketakutan, atau sebaliknya, malammu selalu di selimuti dengan tebalnya selimut setan dan dininabobokkan dengan mimpi-mimpi jorokmu bahkan lupa kapan bangun shalat subuh.

Ukhti…
Cerdasnya dirimu tak menjamin bisa mencerdaskan sesama saudaramu dan keluargamu, mungkinkah temanmu bisa ikut bergembira menikmati ilmu-ilmunya seperti yang anti dapatkan, ataukah anti tidak peduli sama sekali akan kecerdasan temanmu, saudaramu bahkan keluargamu, sehingga membiarkannya begitu saja sampai mereka jatuh ke dalam lubang yang sangat mengerikan yaitu maksiat


Ukhti…
Cantiknya wajahmu tidak menjamin kecantikan hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan diri anti sendiri, pernahkah anti menyadari bahwa kecantikan yang anti punya hanya titipan ketika muda, apakah sudah 70 tahun kedepan anti masih terlihat cantik, jangan-jangan kecantikanmu hanya di jadikan perangkap jahat supaya bisa menaklukan hati ikhwan dengan senyuman-senyuman busukmu..

Ukhti…
Tundukan pandanganmu yang jatuh ke bumi tidak menjamin sama dengan tundukan semangatmu untuk berani menundukan musuh-musuhmu, terlalu banyak musuh yang akan anti hadapi mulai dari musuh-musuh islam sampai musuh hawa nafsu pribadimu yang selalu haus dan lapar terhadap perbuatan jahatmu..

Ukhti…
Tajamnya tatapanmu yang menusuk hati, menggoda jiwa tidak menjamin sama dengan tajamnya kepekaan dirimu terhadap warga sesamamumu yang tertindas di Palestina, pernahkah anti menangis ketika mujahid-mujahidah kecil tertembak mati, atau dengan cuek bebek membiarkan begitu saja, pernahkah anti merasakan bagaimana rasanya berjihad yang dilakukan oleh para mujahidah-mujahidah teladan..

Ukhti…
Lirikan matamu yang menggetarkan jiwa tidak menjamin dapat menggetarkan hati saudaramu yang senang bermaksiat. Coba anti perhatikan dunia sekelilingmu masih banyak teman, saudara bahkan keluarga anti sendiri belum merasakan manisnya islam dan iman, mereka belum merasakan apa yang anti rasakan, bisa jadi salah satu dari keluargamu masih gemar bermaksiat, berpakaian seksi dan berprilaku binatang yang tak karuan. Sanggupkah antum menggetarkan hati-hati mereka supaya mereka bisa merasakan sama apa yang kamu rasakan yaitu betapa lezatnya hidup dalam kemuliaan Islam??

Ukhti…
Tebalnya kerudungmu tidak menjamin setebal imanmu pada sang Khaliqm.. Anti adalah salah satu sasaran setan durjana yang selalu mengintai dari semua penjuru mulai dari depan belakang atas bawah semua setan mengintaimu. Imanmu dalam bahaya, hatimu dalam ancaman, tidak akan lama lagi imanmu akan terobrak abrik oleh tipuan setan jika imanmu tidak betul-betul dijaga olehmu, banyak cara yang harus anti lakukan mulai dari diri sendiri, dari yang paling kecil dan seharusnya di lakukan sejak dari sekarang, kapan lagi coba….


Ukhti…
Putihnya kulitmu tidak menjamin seputih hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan keluargamu sendiri. Masihkah hatimu terpelihara dari berbagai penyakit yang merugikan seperti riya dan sombong?? pernahkah anti membanggakan diri ketika kesuksesan dakwah telah diraih dan merasa diri paling wah, merasa diri paling aktif, bahkan merasa diri paling cerdas diatas rata-rata akhwat yang lain, sesombong itukah hatimu, lalu di manakah beningnya hatimu, dan putihnya cintam??

Ukhti…
Rajinnya ngajimu tidak menjamin serajin infaqmu ke mesjid atau mushola.. Sadarkah anti kalo kotak-kotak nongkrong di masjid masih terlihat kosong dan mengkhawatirkan. Tidakkah anti memikirkan infaq sedikit saja, bahkan kalaupun infaq, kenapa uang yang paling kecil dan paling lusuh yang anti masukan?? Maukah anti di beri rizki sepelit itu??

Ukhti…
Rutinnya pengajianmu tidak menjamin serutin puasa sunnah senin kamis yang anti laksanakan, kejujuran hati tidak bisa di bohongi. Kadang semangat fisik begitu bergelora untuk dilaksanakan, tapi semangat ruhani tanpa di sadari turun drastis, puasa yaumul bidh pun terlupakan apalagi puasa senin kamis yang dirasakan terlalu sering dalam seminggu, separah itukah hati anti, makanan fisik yang anti pikirkan dan ternyata ruhiyah pun butuh stok makanan, kita tidak pernah memikirkan bagaimana akibatnya kalau ruhiyah kurang gizi.

Ukhti…
Manisnya senyummu tak menjamin semanis rasa kasihmu terhadap sesamamu, kadang sikap ketusmu terlalu banyak mengecewakan orang sepanjang jalan yang anti lewati, sikap ramahmu pada orang yang anti temui sangat jarang terlihat, bahkan selalu dan selalu terlihat cuek dan menyebalkan, kalau itu kenyataannya bagaimana orang lain akan simpati terhadap komunitas dakwah yang memerlukan banyak kader?? Ingat!!! Dakwah tidak memerlukan anti tapi… antilah yang memerlukan dakwah, kita semua memerlukan dakwah

                                                   ***

Ukhti…
Rajinnya shalat malammu (tidak menjamin) keistiqomahan seperti Rosulullah sebagai panutanmu..

Ukhti…
Ramahnya sikapmu tidak menjamin seramah sikapmu terhadap sang Kholiqmu,
Masihkah anti senang bermanjaan dengan Tuhanmu dengan shalat dhuhamu, shalat malammu??

Ukhti…
Dirimu bagaikan kuntum bunga yang mulai merekah dan mewangi.
Akankah nama harummu di sia-siakan begitu saja dan atau sanggupkah anti ketika sang mujahid akan segara menghampirimu

Ukhti…
Masih ingatkah anti terhadap pepatah yang masih terngiang sampai saat ini bahwa akhwat yang baik hanya untuk ikhwan yang baik??
Jadi siap-siaplah sang syuhada akan menjemputmu di pelaminan hijaumu..

                                                   ***

Ukhti…
Baik buruk parasmu bukanlah satu-satunya jaminan akan sukses masuk dalam surga Rabbmu.
Maka tidak usah berbangga diri dengan parasmu yang molek, tapi berbanggalah ketika iman dan taqwamu sudah betul-betul terasa dan terbukti dalam hidup sehari-harimu

Ukhti…
Muhasabah yang anti lakukan masihkah terlihat rutin dengan menghitung-hitung kejelekan dan kebusukan kelakuan anti yang dilakukan siang hari, atau bahkan kata muhasabah itu sudah tidak terlintas lagi dalam hatimu.
Sungguh lupa dan sirna tidak ingat sedikitpun apa yang harus di lakukan sebelum tidur, anti tidur mendengkur begitu saja dan tidak pernah kenal apa itu muhasabah sampai kapan akhlaq busukmu di lupakan, kenapa muhasabah tidak dijadikan sebagai moment untuk perbaikan diri bukankah akhwat yang baik hanya akan mendapatkan ikhwah yang baik

Ukhti…
Pernahkah anti bercita-cita ingin mendapatkan suami ikhwan yang ideal, wajah yang manis, badan yang kekar, dengan langkah tegap dan pasti.
Bukankah apa yang anti pikirkan sama dengan yang ikhwan pikirkan yaitu ingin mencari istri yang solehah dan seorang mujahidah??
Kenapa tidak dari sekarang anti mempersiapkan diri menjadi seorangan mujahidah yang solehah??

Ukhti…
Apakah kebiasaan buruk wanita lain masih ada dan hinggap dalam diri anti, seperti bersikap pemalas dan tak punya tujuan atau lama-lama nonton TV yang tidak karuan dan hanya kan mengeraskan hati. Sampai lupa waktu, lupa bantu orang tua, kapan akan menjadi anak yang birrul walidain, kalau memang itu terjadi jadi sampai kapan,
Mulai kapan anti akan mendapat gelar mujahidah atau akhwat solehah??

Ukhti…
Apakah pandanganmu sudah terpelihara, atau pura-pura nunduk ketika melihat seorang ikhwan dan terlepas dari itu matamu kembali jelalatan layaknya mata harimau mencari mangsa, atau tundukan pandangannmu hanya menjadi alasan belaka karena merasa berkerudung besar??

Ukhti…
Hatimu di jendela dunia, dirimu menjadi pusat perhatian semua orang, sanggupkah anti menjaga izzah yang anti punya, atau sebaliknya anti bersikap acuh tak acuh terhadap penilaian orang lain dan hal itu akan merusak citra akhwat yang lain. Kadang orang lain akan mempunyai persepsi disamaratakan antara akhwat yang satu dengan akhwat yang lain, jadi kalo anti sendiri membuat kebobrokan akhlaq maka akan merusak citra akhwat yang lain

Ukhti…
Dirimu menjadi dambaan semua orang, karena yakinlah preman sekalipun, bahkan brandal sekalipun tidak menginginkan istri yang akhlaknya bobrok tapi semua orang menginginkan istri yang solehah,

Siapkah anti sekarang menjadi istri solehah yang selalu didamba-dambakan oleh semua orang..

sumber: blog saudariku (Sbarina Cihuyy)
Read More...

Merawat Baterai Netbok dan Notebook

Baterai adalah komponen penting dalam sebuah netbook atau notebook, karena dengan baterai inilah sebuah laptop itu bisa praktis untuk dapat dibawa kemana saja. Tapi saat ini kenyataannya kita masih tidak tahu bagaimana merawat baterai laptop ini agar awet, kemarin saya sempat mencari solusi untuk mengatasi masalah baterai, tapi akhirnya saya malah menemukan suatu informasi penting di kaskus.

Pada thread yang dibuat oleh bambangmuliyadi ini, dijelaskan secara jelas bagaimana seharusnya kita merawat baterai laptop itu. Yang bisa saya dapatkan dari thread ini ada beberapa hal yaitu :
  1. Pertama kali membeli laptop itu, seharusnya laptop di charge kurang lebih 20 jam dalam kondisi mati untuk mengaktifkan cel dalam baterai.
  2. Seharusnya mencharge baterai secara terus menerus tanpa mencopot baterai itu sendiri, karena saya sendiri pengalaman katanya kalo mau main laptop lama atau juga main game seharusnya melepas baterai laptop agar baterai tidak drop. ITU MERUPAKAN KESALAHAN, karena seharusnya baterai tetap di charge bersama dengan baterai karena dalam baterai terdapat chip yang sudah mengatur kapan harus mencharge batrei,kapan harus stand by dengan hanya melewatkan arusnya tanpa mengisi baterai. Metode ini sudah berlaku pada laptop tahun 2000 keatas, jadinya persepsi yang beredar kalau harus melepas baterai itu tidaklah benar dan sangat riskan, karena jika tiba - tiba listrik padam, maka perangkat laptop akan mati secara mendadak dengan tingkat risiko kerusakan tinggi. Jadi tetap pasang baterai dan pasanglah adaptor untuk memakai laptop anda secara bijak.
  3. Pertama kali hendaknya jika ingin menghidupkan laptop kita harusnya, menancapkan adaptor pada listrik dan adaptor ke laptop selama 5 menit agar listrik yang masuk pada alat - alat dalam laptop itu mendapatkan pasokan dari listrik bukan dari baterai, karena saat hidup pertama laptop membutuhkan power yang besar. Dan jika kita selesai memakai laptop hendaknya menunggu 5 menit setelah laptop shutting down, diteruskan dengan melepaskan adaptor dari laptop dan dari listrik ke adaptor, ini penting.
  4. Hendaknya memakai adaptor secara terus menerus, karena ini akan membantu untuk menjaga biar baterainya tidak cepat rusak, karena jika kita sering pasang adaptor jika baterai habis dan lepas jika penuh itu akan beresiko mengurangi cycle count (sekali pengosongan dan sekali pengisian) gitu, jadi baterai ini juga mempunyai masa aktif sama seperti DVD RW yang bisa ngeburn dan baca berapa dvd begitu. Baterai juga begitu, jadi cycle count berapa kali ntar setelah itu akan ngedrop.
  5. Wear level baterai laptop harusnya 0 %, dan untuk mengetahui wear level bisa menggunakan software BatteryBar dan Battery Care.

sumber : www.rezkyra.com

Read More...